Pekanbaru (27/8) – Setelah kemaren BEM Se-Riau
dibawah Koordinator Pusat BEM UR, melakukan aksi dengan memberikan kado
istimewa kepada Gubernur Riau di hari jadi Provinsi Riau ke – 57, berupa
Al-Qur’an yang dimaksudkan agar Kepemimpinan Anas Maamun ini, selalu berpedoman
kepada Al – Qur’an. Hari ini, Rabu sore, kembali BEM Se-Riau, terutama yang
berada di kota Pekanbaru, berdiskusi terkait beberapa hal 1 semesternya
kepemimpinan Gubernur Riau, Anas Maamun dan kondisi Riau saat ini.
Diskusi
ini dihadiri dari beberapa anggota BEM Se-Riau yang ada dikota Pekanbaru. BEM
STIE Purna Graha, BEM STMIK AMIK Darmapala, BEM Universitas Muhammadiyah Riau,
BEM FISIP UR, dan BEM UR. Turut hadir dalam diskusi ini beberapa Ormes dari
kalangan mahasiswa, seperti Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi (LMND), Paguyuban
Inhil, KAMMI daerah Riau, KAMMI Cabang Pekanbaru dan Badko HMI Riau - Kepri.
Sebagai moderator pada diskusi kali ini, Presiden Mahasiswa BEM UR, ZulfaHendri dan sebagai notulen, Menteri Sosial dan Politik, Suyeni.
Diskusi
diawali dengan tanggapan dari Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri, Munawir, beliau
mengatakan bahwa ada dua isi dari kepemimpinan 1 semesternya Gubri ini yang
harus menjadi sorotan kita bersama. “ Ada 2 isi yang perlu kita sorotin, yang
pertama ijazah palsu anaknya yang sekarang menjadi Wakil Bupati Indragiri
Hilir. Kedua pelecehan seksual yang dilakukan Gubri kepada kaum hawa”ujarnya.
Lain lagi dari tanggapan KAMMI Cabang Pekanbaru, Nofri Andry Yulan. Mengatakan
bahwa yang perlu kita kritisi adalah sikap otoriter dan moralitasnya. Jika
beliau (Annas Maamun) dikritik, maka orang yang mengkritiknya akan dicari tahu
tentang keluarganya, baik orang tuanya, berapa bersaudara, apalagi bila yang
mengkritik itu daerah asalnya sama dengan Gubri yang sekarang ini.
“Jangan
lupakan juga masalah premanisme dan mutilasi yang sekarang lagi marak –
maraknya terjadi” ujar Ricky Sanjaya dari Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi
(LMND). Beliau menambahkan bahwa masalah premanisme hingga sekarang masih ada
di Riau ini. Seperti yang baru – baru ini terjadi, seorang wartawan salah satu
surat kabar di Kota Pekanbaru di palak preman dan diambil barang2 miliknya.
Lain lagi dengan mutilasi yang sudah terjadi dibeberapa Kabupaten di Povinsi Riau
ini.
Diskusi
ini membuka banyak strategi – strategi gerakan yang akan di lakukan BEM Se-Riau
kedepannya. Seperti dialog persuasif dengan Gubernur Riau, diskusi dengan para
tokoh – tokoh yang ada di Provinsi Riau, kunjungan klarifikasi ke Lembaga Adat
Melayu (LAM), dan juga membuat diskusi atau kajian dan seminar di beberapa
kampus untuk menumbuhkan sifat dan sikap kritik terhadap kebijakan pemerintah
yang tidak pro terhadap rakyat.
Diskusi
awal ini ini menghasilkan beberapa hal yang harus dipersiapkan. Menggali
seluruh informasi berkaitan dengan tingkah dan kebijakan yang dilakukan oleh
Gubri Annas Maamun yang benar – benar valid dan nyata, bukan opini. Kemudian
mensolidkan barisan pergerakan mematau seluruh kebijakan yang dilakukan oleh
Pemerintah. Dan membuktikan bahwa pergerakan mahasiswa masih ada, membela suara
rakyat. “Harus ada barisan oposisi untuk mengatakan tidak terhadap kebijakan
yang tidak pro terhadap rakya. Dan mengatakan iya, jika kebijakan itu
memberikan manfaat kepada masyarakat” ujar Presma BEM UR, Zulfa Hendri. Ricky
Sanjaya juga mengatakan diskusi awal yang dilakukan ini tolak ukuran untuk
membentuk aliansi.
Diskusi
selanjutnya akan dilaksanakan di Jl. Melayu Sekreariat Badko HMI Riau –
Kepulauan Riau, hari rabu depan, tanggal 3 September 2014 ba’da Isya.
Kementerian KOMINFO
BEM UR
0 komentar:
Posting Komentar