Kamis, 28 Agustus 2014

BEM UR gelar diskusi BEM Se-Riau

Pekanbaru (27/8) – Setelah kemaren BEM Se-Riau dibawah Koordinator Pusat BEM UR, melakukan aksi dengan memberikan kado istimewa kepada Gubernur Riau di hari jadi Provinsi Riau ke – 57, berupa Al-Qur’an yang dimaksudkan agar Kepemimpinan Anas Maamun ini, selalu berpedoman kepada Al – Qur’an. Hari ini, Rabu sore, kembali BEM Se-Riau, terutama yang berada di kota Pekanbaru, berdiskusi terkait beberapa hal 1 semesternya kepemimpinan Gubernur Riau, Anas Maamun dan kondisi Riau saat ini.

            Diskusi ini dihadiri dari beberapa anggota BEM Se-Riau yang ada dikota Pekanbaru. BEM STIE Purna Graha, BEM STMIK AMIK Darmapala, BEM Universitas Muhammadiyah Riau, BEM FISIP UR, dan BEM UR. Turut hadir dalam diskusi ini beberapa Ormes dari kalangan mahasiswa, seperti Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi (LMND), Paguyuban Inhil, KAMMI daerah Riau, KAMMI Cabang Pekanbaru dan Badko HMI Riau - Kepri. Sebagai moderator pada diskusi kali ini, Presiden Mahasiswa BEM UR, ZulfaHendri dan sebagai notulen, Menteri Sosial dan Politik, Suyeni.

            Diskusi diawali dengan tanggapan dari Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri, Munawir, beliau mengatakan bahwa ada dua isi dari kepemimpinan 1 semesternya Gubri ini yang harus menjadi sorotan kita bersama. “ Ada 2 isi yang perlu kita sorotin, yang pertama ijazah palsu anaknya yang sekarang menjadi Wakil Bupati Indragiri Hilir. Kedua pelecehan seksual yang dilakukan Gubri kepada kaum hawa”ujarnya. Lain lagi dari tanggapan KAMMI Cabang Pekanbaru, Nofri Andry Yulan. Mengatakan bahwa yang perlu kita kritisi adalah sikap otoriter dan moralitasnya. Jika beliau (Annas Maamun) dikritik, maka orang yang mengkritiknya akan dicari tahu tentang keluarganya, baik orang tuanya, berapa bersaudara, apalagi bila yang mengkritik itu daerah asalnya sama dengan Gubri yang sekarang ini.

            “Jangan lupakan juga masalah premanisme dan mutilasi yang sekarang lagi marak – maraknya terjadi” ujar Ricky Sanjaya dari Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi (LMND). Beliau menambahkan bahwa masalah premanisme hingga sekarang masih ada di Riau ini. Seperti yang baru – baru ini terjadi, seorang wartawan salah satu surat kabar di Kota Pekanbaru di palak preman dan diambil barang2 miliknya. Lain lagi dengan mutilasi yang sudah terjadi dibeberapa Kabupaten di Povinsi Riau ini.

            Diskusi ini membuka banyak strategi – strategi gerakan yang akan di lakukan BEM Se-Riau kedepannya. Seperti dialog persuasif dengan Gubernur Riau, diskusi dengan para tokoh – tokoh yang ada di Provinsi Riau, kunjungan klarifikasi ke Lembaga Adat Melayu (LAM), dan juga membuat diskusi atau kajian dan seminar di beberapa kampus untuk menumbuhkan sifat dan sikap kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat.

            Diskusi awal ini ini menghasilkan beberapa hal yang harus dipersiapkan. Menggali seluruh informasi berkaitan dengan tingkah dan kebijakan yang dilakukan oleh Gubri Annas Maamun yang benar – benar valid dan nyata, bukan opini. Kemudian mensolidkan barisan pergerakan mematau seluruh kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah. Dan membuktikan bahwa pergerakan mahasiswa masih ada, membela suara rakyat. “Harus ada barisan oposisi untuk mengatakan tidak terhadap kebijakan yang tidak pro terhadap rakya. Dan mengatakan iya, jika kebijakan itu memberikan manfaat kepada masyarakat” ujar Presma BEM UR, Zulfa Hendri. Ricky Sanjaya juga mengatakan diskusi awal yang dilakukan ini tolak ukuran untuk membentuk aliansi.

            Diskusi selanjutnya akan dilaksanakan di Jl. Melayu Sekreariat Badko HMI Riau – Kepulauan Riau, hari rabu depan, tanggal 3 September 2014 ba’da Isya.

Kementerian KOMINFO
BEM UR





           

0 komentar:

Posting Komentar