Kamis, 05 Juni 2014

HINDARI KAMPANYE HITAM

Pekanbaru - Kementerian Sosial dan Politik BEM UR kembali gelar agenda rutin mingguannya, Rabu (4/6). Masih berhubungan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, diskusi kali ini mengulas tentang kampanye hitam. Diskusi yang dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Politik BEM UR, Suyeni (Suyenda Enda) sekaligus bertindak sebagai pembicara pada diskusi tersebut.

“Forum diskusi ini diadakan secara mingguan sebagai kajian untuk menanggapi isu-isu dimasyarakat dan juga untuk memantapkan kinerja mahasiswa sebagai agent controlling didalam masyarakat” ujar Suyeni.

Suyeni menambahkan, pada umumnya kampanye dibagi menjadi tiga macam,yaitu pertama kampanye positif dimana kampanye yang membangun gagasan tanpa menjelek-jelekkan pihak lawan Jenis kampanye yang kedua yaitu kampanye negatif yaitu kampanye yang bersifat mengkampanyekan diri dengan menguraikan kelemahan dan kecurangan lawan yang bersifat fakta, dan kampanye ini di perbolehkan, sebatas jika apa yang ia kampanyekan merupakan fakta dan bukan opini yang dibuat buat sendiri.

Jenis kampanye yang ketiga yaitu kampanye hitam, kampanye yang menyebar fitnah lawan dengan tujuan untuk menjatuhkan lawan dan untuk keuntungan serta membangun citra pribadinya sendiri, jenis kampanye ini sangat berbahaya terhadap masyarakat.

Indonesia rentan terhadap kampanye hitam dikarenakan Indonesia menganut budaya parokial yaitu dengan mendekati kawula atau golongan masyarakat, sehingga masyarakat rentan terpengaruh terhadap gagasan atau opini yang diberikan kepadanya.

Kampanye hitam dan kampanye negatif sulit dibedakan karena tidak bisa dilacak atau ditelusuri apakah berita tersebut merupakan fakta serta opini karena masyarakat jarang yang melacak atau menelusuri informasi yang diterima tersebut secara dalam dan kompleks.

“Diskusi dari Kemensospol ini sangat menarik, sehingga memicu kami untuk menulis opini terkait black campaign yang saat ini marak beredar di media massa baik cetak maupun elektronik” ujar Indra Keyyend Staff Kementerian Luar Universitas, yang juga hadir pada diskusi ini.

“Mahasiswa sebagai agent controlling sudah sewajarnya dapat memberikan pengaruh terhadap pola pikir masyarakat, jangan sampai masyarakat terjebak oleh paradigma yang keliru, yang terus digembar gemborkan oleh media massa, terhadap pemilihan presiden Juli mendatang” tutup Suyeni

Muhamad Hidayat
[ Kementerian Kominfo BEM UR ]

0 komentar:

Posting Komentar