Kamis, 26 Juni 2014

KADO BEM UR DI HUT KOTA PEKANBARU KE 230

Pekanbaru - Peringati Hari Ulang Tahun (HUT) kota Pekanbaru ke 230, BEM Universitas Riau (UR) hadiahi Analisis Kebijakan Public dan Policy Recommendation Paper untuk Pemerintah Kota Pekanbaru yang diserahkan langsung kepada Walikota Pekanbaru H. Firdaus, ST, MT dalam bentuk kado bertuliskan visi misi kota Pekanbaru menuju kota metropolitan dan madani gagal, Senin (23/6) di Kantor Dewan Permusyawaratan Rakyat Daerah (DPRD) Pekanbaru.

Bagi masyarakat awam tentulah visi ini tak lebih dari sekedar labeling bagi pembangunan kota, namun analisis yang lebih mendalam akan mengaitkan ke dalam sejumlah paradigma atau perspektif yang nantinya akan bermuara kepada posisi di mana masyarakat Pekanbaru mempertanyakan kembali visi ini, yakni bagaimana dengan hakikat konsep Metropolitan yang Madani.

Menteri Sosial Politik BEM UR, Suyeni mengatakan bertepatan dengan HUT kota Pekanbaru, Kementerian Sosial Politik (Kemensospol) membentuk team kecil untuk melakukan analisis kebijakan Walikota terkait visi kota Pekanbaru sebagai kota Metropolitan yang Madani.

“Kami dari Kemensospol membentuk team kecil untuk melalukan analisis kebijakan terkait visi kota Pekanbaru metropolitan yang madani. Team yang dibentuk untuk memperkuat dan memvalidasi dugaan terkait adanya tempat-tempat prostitusi dan penjualan minuman keras, dan memang ada beberapa titik dikota Pekanbaru yang menyediakan itu,” ujar Suyenda Enda

Presiden Mahasiswa BEM UR, Zulfa Hendri mempertanyakan bagaimana posisi prostitusi dan tempat penjualan minuman keras dengan Metropolitan yang Madani. Di mana saat ini tempat prostitusi semi illegal, seperti wilayah jondul memberikan gambaran bahwa kota ini tak lagi madani.
Zulfa menambahkan, peredaran penjualan minuman keras semakin marak dan tak peduli dengan siapapun konsumennya, baik anak-anak maupun orang dewasa. "Apakah ini gambaran kota yang Madani," Tanya Zulfa.

Dengan semangat HUT Kota Pekanbaru ke-230, masyarakat tetap berharap pada terwujudnya Pekanbaru menjadi Kota Metropolitan yang madani. Maka itulah BEM Universitas Riau menyampaikan Analisis Kebijakan Public dan Policy Recommendation Paper untuk Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menangani prostitusi dan penjualan minuman keras di Pekanbaru, di antaranya terkait prostitusi.

Mahasiswa meminta menutup secara tegas dan menyeluruh tempat-tempat prostitusi di setiap sudut Kota Pekanbaru, baik yang terstruktur maupun bersifat accidential. Memberikan perhatian dan penanganan khusus kepada seluruh pekerja-pekerja seks yang ada di Pekanbaru dengan program-program penanganan yang bersifat edukatif dan menghadirkan solusi seperti penyuluhan tentang bahaya prostitusi serta dampaknya baik bagi masyarakat maupun pada pekerja.

Mahasiswa mendesak Pemko membuat kebijakan preventif dan bersifat represif dengan tujuan utama menghapuskan praktik prostitusi di Kota Pekanbaru, menjalin kerjasama dengan seluruh elemen-elemen masyarakat dalam menanggulangi praktik prostitusi di Pekanbaru.

Dengan adanya peraturan diharap dapat menghindari pembeli yang berasal dari kalangan anak-anak, membuat kebijakan yang preventif dan juga bersifat represif dengan tujuan utama menghapuskan secara sistemik dan terstruktur penggunaan dan penjualan minuman keras di Kota Pekanbaru.

Setelah menerima dan membaca kertas dikado, terlihat perubahan dari wajah Firdaus yang dikritisi terkait kegagalan visi misinya dalam beberapa tahun menjabat sebagai Walikota Pekanbaru.

Walikota Pekanbaru H Firdaus, ST, MT pasca sidang paripurna menanggapi kado ulang tahun mahasiswa tersebut dengan reaksi yang biasa. Firdaus mengatakan, pembangunan dan keberhasilan itu butuh waktu.

"Pembangunan dan keberhasilan itu butuh proses dan waktu. Itu semua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dengan diberikannya kado dari mahasiswa ini berarti mereka peduli akan pembangunan kota Pekanbaru, pihak kami akan menampung aspirasi tersebut untuk selanjutnya menjadi masukan bagi kota Pekanbaru," ujar Walikota Pekanbaru ini.

Dirjen Kebijakan Publik Kemensospol, Azhari Setiawan mengatakan dari segi investigasi sospol membagi dua tim yaitu tim analisis rekomendasi kebijakan dan tim investigasi survey lapangan.

“Team analisis investigasi ini adalah bentuk reformasi gerakan sehingga gerakan-gerakan BEM UR kedepannya akan kita lakukan lebih kepada intelektualitas yaitu melalui analisis yang dilakukan oleh team di Kemensospol untuk selanjutnya hasil itu kita sampaikan ke sasaran yang akan kita advokasi,” tutup Azhari.

Dian Arloncy Miraldi
[ Kementerian Kominfo BEM UR ]






0 komentar:

Posting Komentar