Minggu, 30 November 2014

Mantan Mensospol BEM KT latih pers release

Pekanbaru (27/11), Badan Eksekutif Mahasiswa UR melalui kementerian KOMINFO melaksankan pelatihan penulisan pers release untuk seluruh pengurus BEM UR. Pemateri dalam pelatihan ini demisioner Menteri Sosial dan Politik BEM UR Kabinet Keluarga Teladan, Yopi Pranoto. Turut hadir juga Menteri Kominfo BEM UR kabinet biru langit M Mulya Hendra.

Pelaksanaan pelatihan ini merupakan salah satu upaya KEMENKOMINFO BEM UR mengajak semua anggota BEM UR mengerti dalam dunia tulis menulis berita. Di sela - sela pemaparan materi, Yopi juga mengomentari berita dan informasi yang dihasilkan oleh BEM UR melalui KEMENKOMINFO.

Dalam Pelatihan tersebut, Yopi Pranoto menyajikan secara gamblang mengenai metode penulisan berita dengan benar serta kiat-kiat agar berita yang dibuat tersebut terkesan menarik bagi pembaca.

Yopi mengatakan, “dalam menulis sebuah berita, terlebih dahulu kita harus mengetahui metode dan menyusun sebuah berita yang mencakup dalam isi berita harus mampu menjawab pertanyaan 5W + 1H (Apa, siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana).

Dalam pelatihan selama satu jam tersebut, Yopi juga memberikan materi mengenai cara untuk memberikan “cita rasa” pada berita yang ditulis yaitu diantaranya dengan pemberian judul yang menarik terhadap berita, dan setiap paragraf dalam berita hendaknya maksimal terdiri atas 4 sampai 5 baris, serta menggunakan metode “piramida terbalik” dalam menulis berita dimana bagian klimaks berita terletak pada awal paragraf.

“Kiat terpenting dalam menulis berita baik itu untuk media internal maupun media massa adalah dengan mempelajari metode dalam penulisan berita, selalu update akan informasi dan action untuk menulis berita serta sering membaca buku” ungkap Yopi.


Kementerian KOMINFO
BEM UR










Aksi damai berakhir Pemukulan

Pekanbaru - Aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak henti-hentinya disuarakan oleh kelompok mahasiswa. Mereka, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggabungkan diri dalam satu kelompok yang disebut Gerakan Rakyat Riau Menuntut (Gerram). Selasa (25/11), mereka kembali melakukan protes kenaikan harga BBM di depan kantor Radio Republik Indonesia (RRI) jalan Sudirman Pekanbaru.

“Sebelumnya kami kaget atas aksi tersebut karena yang datang ramai, tapi kegiatannya berjalan kondusif,” kata Yoyo, Kepala Bidang Pemberitaan RRI.
Mahasiswa bahkan diberi kesempatan oleh pihak RRI untuk menyuarakan aspirasinya melalui stasiun radio. Namun selang beberapa saat, pihak kepolisian langsung datang dan mengambil pengeras suara yang ada sama Zulfa, Presiden Mahasiswa Universitas Riau yang sedang berorasi. Dan seluruh mahasiswa disuruh keluar dari ruangan.

Tiga tuntutan yang sempat disampaikan adalah, pertama menolak kenaikan BBM, kedua Presiden terpilih Jokowi-JK harus turun dan terakhir nasionalisasi aset bangsa sesuai pasal 33 UUD 1945. Tuntutan ini mereka sebut sebagai Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura jilid 2).

Keributan terjadi antara mahasiswa dan aparat kepolisian ketika mahasiswa usai melaksanakan sholat ashar. Satu persatu aparat kepolisian mengambil rotan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Mahasiswa kemudian dipukul, ada yang menggunakan rotan dan ada pula yang menggunakan tangan kosong. Namun pihak mahasiswa tidak melakukan perlawanan. Meski mereka ada yang ditonjok bibirnya sampai berdarah, ditendang, dipukul kepala mahasiswa pakai rotan, Topan Riski Erlando, Mentri Advokasi BEM Unniversitas Riau pinsan dan harus diangkat oleh empat orang temannya ditengah kejar-kejaran dengan pihak kepolisian.

Hasilnya, 33 orang mahasiwa mengalami luka-luka, 1 orang dirawat di rumah sakit Ibnu Sina dan 4 lagi dirawat di rumah sakit pendidikan Universitas Riau pasca keributan yang terjadi.

“Mahasiswa tidak melakukan perlawanan karena pihak mahasiswa datang aksi dengan damai, dan kami hanya ingin menyampaikan aspirasi,” ungkap Suyeni Mentri Sosial dan Politik BEM UR.
Robert Haryanto, Kapolresta Pekanbaru semula mangatakan aksi ini tanpa surat pemberitahuan. Namun akhirnya Robert mengakui ternyata surat pemberitahuan telah dilayangkan. “Kami sudah layangkan surat pemberitahuan aksi,” Suyeni menegaskan.

Suyeni menambahkan, pihak mahasiswa sendiri berencana membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Melalui Kepolisian Daerah Riau dan Komnas HAM atas dasar pembungkaman hak berbicara oleh mahasiswa riau.

Bukan hanya pemukulan terhadap mahasiswa, pers pun dihalangi dalam meliput. Seperti yang terjadi pada Ira Victoria Pinem, Kru magang Bahana Mahasiswa Universitas Riau. Saat memfoto keributan, ia ditarik menuju pos satpam kantor RRI. Kamera handphone dirampas dan dikembalikan setelah rekaman serta foto dari kejadian tersebut dihapus. Buku catatan berisi hasil wawancara terkait aksi disita.

Polisi dengan seragam putih hitam yang mengintrogasi Ira juga memfoto kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Ira juga mahasiswa Universitas Riau. Ira diancam oleh polisi tersebut tidak akan bisa mengurus SKCK, bahkan Ira dibilang gabus atau pembohong. Usai demo, dua orang ditangkap karena dituduh provokator, mereka Novri Andri Yulan dan Janata.

Aksi di depan RRI tidak terjadi begitu saja. Penggalangan massa dilakukan sebelum beramai-ramai konvoi ke jalan. Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UR), sebagai titik kumpul di padati mahasiswa dari berbagai fakultas yang siap turun ke jalan dalam aksi Riau Tolak Jokowi. Siang itu sekitar pukul satu, sekitar 500 mahasiswa memenuhi dua bus kota di tambah ratusan sepeda motor dan satu mobil pick up lengkap dengan sound system yang siap menyuarakan tuntutan mahasiswa.

Sebelum aksi dilakukan beberapa kali kajian juga telah dilakukan oleh BEM UR. Zulfa menyampaikan hasil kajian bersama DR. Rizal Ramli, jika kenaikan BBM sekitaran 2000-3000 akan ada 10 juta rakyat miskin yang baru di Indonesia, sekarang kan masih 28,2 juta. “Sehingga pertambahan ini akan membuat rakyat miskin mati,” jelas Zulfa sambil tertawa.

Beberapa kebijakan coba ditawarkan kepada Jokowi, seperti reformasi tata kelola migas, subsidi silang, membagi BBM menjadi dua jenis, nasionalisasi aset strategis negara menurut pasal 33 UUD 1945.

“Tapi kami tidak tau, apakah jokowi sudah membacanya atau tidak,” tambah Zulfa


Sumber : Bahana Mahasiswa
Foto : dari berbagai sumber









Senin, 24 November 2014

BEM UR IKUTI PROMOSI EKOWISATA CAGAR BIOSFER RIAU

Pekanbaru - Kementerian Lingkungan Hidup BEM Universitas Riau (UR) turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan promosi paket ekowisata cagar biosfer Riau yang dibuka, Sabtu, (22/11) di kantor Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Riau, jalan Sudirman. Kegiatan yang dimulai pukul 09.40 wib ini, dbuka secara resmi oleh Kepala Disbudpar Provinsi Riau Said Syarifuddin dan akan berlangsung hingga, Senin (24/11). Pembukaan acara yang diarahkan oleh Dr. Haris Gunawan dari Pusat Satuan Bencana (PSB) Lemlit UR, diikuti oleh 40 orang peserta.

"Promosi paket Ekowisata ini merupakan kerjasama antara LIPI, UR, BKSDA dan Disbudpar Provinsi Riau," ujar Kadisbudpar dalam kata sambutan pada pembukaan acara. 

"Potensi ekowisata provinsi Riau sebenarnya tidak kalah dengan Sumbar dan Sumut yang banyak Gunung, hanya saja kurang terekspose" imbuhnya. Said juga menyatakan bahwa Riau bukan hanya sekedar eksportir asap setiap tahun, namun juga eksportir udara segar untuk planet bumi setiap detiknya.

"Dugaan sementara Cagar Biosfer di Giam Siak Kecil ini adalah lahan gambut terdalam di dunia, mungkin mencapai 17 meter, namun sejauh ini, dari hasil penelitian saya, kedalamannya mencapai 10 meter, skrg saya masih melakukan penelitian lanjutan," papar Dr. Haris di sela-sela tugasnya sebagai pemandu acara. Beliau sedikit memberikan gambaran tentang lokasi promosi paket ekowisata tersebut.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi saya pribadi yang diamanahkan untuk tanggap isu-isu lingkungan di Provinsi Riau dan kami memprioritaskan untuk cepat tanggap terhadap masalah kabut asap dan karhutla," ujar Wanda Syahrian Djambek Dirjen Lingkungan Hidup BEM UR ini. 

"Saya dituntut untuk tidak sekedar memahami permasalahan hilir yaitu kabut asap, namun juga harus memperluas wawasan pada sektor hulu berupa masalah hukum, perizinan, lahan gambut dan hutan,” tambahnya.

Muhammad Arif Fahrurrozi Menteri Lingkungan Hidup BEM UR menjelaskan bahwa yang bertindak sebagai MC dalam Pembukaan paket promosi ekowisata ini adalah Dr. Haris, peneliti lahan gambut, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Wahyu perwakilan LIPI, Adi Suyitno perwakilan Akademisi UR dilanjutkan oleh Isbanu dari BKSDA, dan diakhiri pelepasan oleh Kadisbudpar Provinsi Riau, Said Syarifuddin.

"Peserta promosi ini sebenarnya dipilih secara acak dari berbagai komunitas di Provinsi Riau, namun melihat komitmen BEM UR membantu pemerintah provinsi dalam menuntaskan permasalahan karhutla, makanya kami diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini," tambah Arif.

Sementara saat diwawancara, Adi Suyitno, mengatakan bahwa beliau adalah seorang pencinta lingkungan yg sejak tahun 2009 telah membuat shelter di dekat cagar biosfer yang bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif seperti ekowisata dan penelitian.


Kementerian Kominfo BEM UR
editor : Dian Arloncy Miraldi


BEM UR KUNJUNGI LEMBAGA MAHASISWA FKIP

BEM UR - Dalam rangka mempererat silaturahmi kelembagaan, Kementerian Dalam Universitas (Kemendaniv) BEM Universitas Riau (UR) kembali adakan kunjungan kelembagaan, Kamis (13/11). Bertempat di sekretariat Rumah Pendidikan Bem Fkip Universitas Riau, acara ini dihadiri ketua kelembagaan se-lingkungan FKIP diantaranya BEM FKIP, LSO Mapala Suluh, LSO Al Maidan Fkip UR, Hima Satori UR Himapentika Fkip UR, Hima Sejarah UR, Hima Bio Fkip UR, Hima Ppkn Fkip UR, Hima PG Paud UR, Hima Pgsd UR, Esa Fkip UR, pengurus BEM FKIP dan perwakilan Kementerian BEM UR Kabinet Biru Langit.
Kunjungan yang dibuka langsung oleh Presiden Mahasiswa Zulfa Hendri, disambut baik oleh Gubernur Mahasiswa BEM FKIP Andres Pransiska dan lembaga mahasiswa se-FKIP. "Pendidikan merupakan faktor utama tinggi rendahnya kemajuan suatu negara," ujar Andres dalam sambutannya.
"Diharapkan dengan hadirnya Presiden Mahasiswa beserta jajaran dapat menghadirkan inovasi-inovasi baru bagi rekan-rekan kelembagaan di FKIP," tambah Andres 
Diawali dengan sharing info kegiatan terdekat dari kelembagaan di FKIP, acara dilanjutkan dengan diskusi. Presiden mahasiswa menghimbau untuk mahasiswa FKIP, khususnya rekan-rekan kelembagaan untuk fokus terhadap isu-isu dibidang pendidikan, tidak hanya melaksanakan gerakan-gerakan frontal.
"FKIP yang merupakan penyumbang pendapatan tertinggi nomor dua di Universtas Riau yaitu 18 Milyar setiap tahunnya setelah Fekon, harus mampu menciptakan gerakan mahasiswa yang ideal dengan pola pikir yang terstruktur untuk menghasilkan capaian-capaian yang terukur untuk keberlangsungan kelembagaan mahasiswa kedepannya," tegas Zulfa Hendri
"Disadari atau tidak, salah satu gerakan mahasiswa yang paling ideal saat ini berasal dari Universitas Riau, kita akan terus mencetak generasi baru yang cemerlang untuk membanggakan almamater biru langit," tambah Presiden Mahasiswa yang juga berasal dari FKIP ini.
Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh masing-masing kelembagaan, dan sharing info seputar agenda terdekat BEM UR salah satunya Forum Kelembagaan yang disampaikan langsung oleh Menteri Dalam Universitas Putri Jonesti dan sayembara menulis surat cinta untuk Presiden RI dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Kementerian Kominfo BEM UR
Dian Arloncy Miraldi
















































KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP BEM UR, AJAK MASYARAKAT RIAU MENULIS SURAT UNTUK PRESIDEN

Pekanbaru - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan seakan menjadi musim ketiga untuk Provinsi Riau. Namun musibah yang bisa dikatakan peringatan dari Tuhan ini seakan tidak mendapat perhatian serius oleh pemerintah pusat. Gerah melihat kondisi ini, membuat Kementerian Lingkungan Hidup BEM Universitas Riau (UR) berinisiatif turun ke jalan, Minggu (16/11) pada Car Free Day di jalan Diponegoro, Pekanbaru. 
Agenda yang bertujuan untuk mengajak Masyarakat Riau khususnya Pekanbaru untuk menyurati Presiden RI Joko Widodo ini, mendapat respon positif dari masyarakat Pekanbaru yang memadati area Car free day minggu pagi. Surat yang dikemas dalam sayembara ini berisi kritikan, harapan dan permintaan kepada Presiden untuk memberikan perhatian yang serius terhadap permasalahan yang telah 17 tahun mendera Riau.
Saat diwawancarai Wanda Syahrian Djambek, Dirjen Lingkungan Hidup mengaku gerakan ini bukan langkah pertama dalam gerakan melawan asap, karena sebelumnya BEM UR telah melakukan diskusi, sharing informasi dan kajian yang didampingi oleh ahli-ahli baik praktisi kesehatan, ekonom, akademisi maupun aktivis lingkungan yang berasal dari berbagai LSM.
“Agenda ini merupakan upaya kami untuk mengajak masayarakat Riau untuk turut berjuang, agar gerakan melawan asap ini tidak hanya menjadi tugas kami mahasiswa, LSM dan aktivis lingkungan dan kesehatan, karena kabut asap ini bukan masalah politik, kabut asap adalah permasalahan yang akan bergesekan dengan semua sektor, baik kesehatan, ekonomi, pendidikan maupun lingkungan dan perunang-undangan,” tambah Wanda dari Kementerian Lingkungan Hidup ini.
Salah satu peserta sayembara menulis surat cinta untuk Presiden yang ditemui di Car free day, Marissa Handayani mengutarakan perasaan senangnya dapat menulis surat untuk Presiden Jokowi.
“Semoga nanti dengan surat kami yang dikirimkan oleh kakak-kakak BEM UNRI ini, pak Jokowi mau menyelesesaikan kabut asap Riau, soalnya kadang di rumah kesal juga, kabut asap sedang parah tapi pemerintah sibuk ribut-ribut politik di Jakarta sana. Kita ini jadi kayak bukan orang Indonesia, soalnya gak dapat perhatian ,” tambah siswi kelas 11 di sebuah SMA di Pekanbaru ini. 
“Alhamdulillah, pada pagi yang cerah ini, kegiatan kami disambut baik oleh peserta Car Free Day yang terbukti dengan banyaknya peserta yang berkunjung ke stand, dan surat yang terkumpul pun cukup banyak,” ujar Muhammad Arif Fahrurrozi Menteri Lingkungan Hidup BEM UR.
Kegiatan ini turut dihadiri Hendri Al Ihsan Wakil Presiden Mahasiswa BEM UR, dan maskot BEM UR untuk menarik perhatian serta menambah minat pengunjung dalam menuangkan aspirasi mereka untuk riau bebas asap. “Bagi yang belum menulis surat untuk Presiden Jokowi dapat mengantarkan suratnya langsung ke sekretariat BEM UR ataupun mengumpulkannya pada cer free day minggu depan karena kegiatan ini masih dibuka sampai tanggal 28/11,” tambah Arif.
Kementerian Kominfo BEM UR
editor : Dian Arloncy Miraldi









SURAT UNTUK JOKOWI DARI RAKYAT RIAU PADA SITI NURBAYA

Pekanbaru - Dalam rangka menyambut kedatangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (RI), BEM Universitas Riau (UR) berikan ratusan surat hasil sayembara menulis surat cinta untuk Presiden dengan tema “Riau Harus Bebas Asap dan Kebakaran Hutan Selamanya”, serta ribuan keping koin sebagai bentuk sindiran terhadap Pemerintah RI kepada Menteri Lingkungan dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar, Selasa (18/11). Koin tersebut dikumpulkan dari masyarakat Riau untuk membiayai blusukan Jokowi ke bumi lancing kuning. 
Kehadiran perwakilan dari Kementrian Lingkungan Hidup BEM UR ke Terminal VVIP Lancang Kuning Bandara Sutan Syarif Kasim II ini, disambut baik oleh Siti Nurbaya di sela-sela istirahatnya setelah blusukan di hutan Riau. Dalam Pertemuan singkat ini, BEM UR selaku wadah aspirasi dan penyambung lidah rakyat khususnya rakyat Riau menyampaikan harapan masyarakat Riau agar Pemerintahan Jokowi memberikan perhatian khusus terkait permasalahan kebakaran hutan di Riau. 
”Riau sebagai penyumbang APBN terbesar nomor 2 di Indonesia dari sektor migas sepantasnya mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah pusat, namun kenyataannya pada saat ini Riau seolah di anak tirikan oleh pemerintah, terbukti dengan tidak adanya penanganan permasalahan kabut asap yang telah melanda Riau 17 tahun belakangan ini,” ujar Wanda Syahrian Djambek selaku Dirjen Lingkungan Hidup BEM UR
Wanda menambahkan, koin ini merupakan bentuk kekecewaan yang amat mendalam dari rakyat riau kepada pemerintah.
Saat menerima paket dari BEM UR tersebut Siti Nurbaya memberikan apresiasi yang sangat positif terhadap upaya BEM UR dalam menampung aspirasi masyarakat Riau, namun beliau menolak untuk menerima koin dari mahasiswa. “Saya bukan tidak mau menerima koin-koin ini, takut terjadi salah paham dan dikira gratifikasi.” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut.
“ Tapi aspirasi dan pesan yang disampaikan adik- adik dari BEM UR akan tetap saya sampaikan kepada Bapak Presiden.”
Dalam pertemuan singkat yang di akhiri dengan foto bersama ini, Menteri Lingkungan Hidup BEM UR, Muhammad Arif Fahrurrozi menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang menyambut baik kehadiran mahasiswa UR ini.
“Atas nama masyarakat Riau kami menitipkan salam dan undangan kepada Bapak Joko Widodo selaku Presiden RI untuk blusukan asap di Riau demi memenuhi harapan Rakyat Bumi lancang kuning terbebas dari bencana ASAP selamanya,” tutup Arif. 
 
Kementerian Kominfo BEM UR
editor : Dian Arloncy Miraldi




 

BBM NAIK, JOKOWI TURUN !!!

Pekanbaru - Selasa (18/11), setelah malam tadi tepat pukulm 00.00 WIB Presiden RI mengumumkan naiknya harga BBM. BEM UR langsung melakukan rapat kordinasi keseluruh BEM Se-Riau dan BEM Fakultas Se-UR guna membahas kebijakan yang dilakukan Presiden Jokowi serta kegiatan yang akan dilakukan guna menanggapi permasalahan ini. Hasil dari kordinasi itu maka disepakati untuk melakukan aksi langsung turun ke jalan. 
Aksi mahasiswa mengenai kenaikan harga BBM ini diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Se Riau serta Peguyuban mahasiswa Riau. Aksi ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan konvoi menggunakan sepeda motor dari Sekretariat BEM UR menuju kantor SKK Migas di Jl. Sudirman. Dalam aksi ini Mahasiswa memprotes kebijakan kenaikan harga BBM, selain itu mahasiswa juga menuntut Jokowi agar turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.
“Belum genap 30 hari Jokowi dilantik sebagai presiden RI. Joko Widodo memberi hadiah kenaikan harga BBM kepada rakyat di Indonesia. Padahal harga minyak di dunia mengalami penurunan. Jokowi seakan menutup mata dari dampak kenaikan harga BBM ini terhadap hampir 150 juta rakyat Indonesia” kata Zulfa selaku Koordinator pusat BEM se-Riau dalam menyatakan sikap mahasiswa.
Mahasiswa juga membentang spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap kebijakan Jokowi itu. Selain mengecam keras kebijakan pemerintah. Mahasiswa juga menuntut agar anggota DPR RI menggunakan hak yang dimilikinya untuk memanggil Presiden agar memberikan penjelasan tentang kebijakan kenaikan harga BBM.
“Siapapun presiden yang berani menaikkan harga BBM maka akan berhadapan dengan pemilik “People Power” yang sebenarnya yakni mahasiswa dan rakyat. BBM naik, Jokowi turun.” Lanjut Topan, selaku Korlap pada aksi ini.
Seusai berorasi di depan kantor SKK- Migas, aksi dilanjutkan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Mahasiswa berusaha untuk menutup gerbang bandara SKK II namun aksi ini dihalangi oleh pihak Kepolisian.
Pada pukul 17.30 WIB aksi dilanjutkan di Jl. Soebrantas didepan kampus UR. Mahasiswa memblokade jalan dengan aksi membakar ban. Kecaman serta kritik atas kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah menjadi fokus mahasiswa. Ajakan untuk menyadari bahwa masalah ini bukan masalah sekelompok orang saja. Masalah ini memiliki dampak yang luas serta melibatkan seluruh rakyat Indonesia. Aksi ini berakhir ketika azan maghrib terdengar.
“BBM naik, Jokowi turun !!.” teriak para mahasiswa dalam aksinya.
“Aksi ini akan membutuhkan waktu yang panjang. Untuk menurunkan Soeharto saja mahasiswa membutuhkan waktu selama 24 tahun. Jika usaha kita tidak mudah dan semoga tidak sampai kita berganti generasi untuk meneruskan perjuangan ini” tutup Zulfa memberi pengarahan usai aksi.
Kementerian KOMINFO
BEM UR
Eko Rahardjo Apunk