Pekanbaru - Selasa (18/11), setelah malam tadi tepat pukulm 00.00 WIB Presiden RI mengumumkan naiknya harga BBM. BEM UR langsung
melakukan rapat kordinasi keseluruh BEM Se-Riau dan BEM Fakultas Se-UR guna
membahas kebijakan yang dilakukan Presiden Jokowi serta kegiatan yang akan
dilakukan guna menanggapi permasalahan ini. Hasil dari kordinasi itu maka
disepakati untuk melakukan aksi langsung turun ke jalan.
Aksi mahasiswa mengenai
kenaikan harga BBM ini diikuti oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Se Riau serta
Peguyuban mahasiswa Riau. Aksi ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan konvoi
menggunakan sepeda motor dari Sekretariat BEM UR menuju kantor SKK Migas di Jl.
Sudirman. Dalam aksi ini Mahasiswa
memprotes kebijakan kenaikan harga BBM, selain itu mahasiswa juga menuntut
Jokowi agar turun dari jabatannya sebagai Presiden RI.
“Belum genap 30 hari Jokowi dilantik sebagai presiden RI. Joko Widodo memberi
hadiah kenaikan harga BBM kepada rakyat di Indonesia. Padahal harga minyak di
dunia mengalami penurunan. Jokowi seakan menutup mata dari dampak kenaikan
harga BBM ini terhadap hampir 150 juta rakyat Indonesia” kata Zulfa selaku
Koordinator pusat BEM se-Riau dalam menyatakan sikap mahasiswa.
Mahasiswa juga membentang
spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap kebijakan Jokowi itu. Selain mengecam
keras kebijakan pemerintah. Mahasiswa juga menuntut agar anggota DPR RI
menggunakan hak yang dimilikinya untuk memanggil Presiden agar memberikan
penjelasan tentang kebijakan kenaikan harga BBM.
“Siapapun presiden yang berani menaikkan harga
BBM maka akan berhadapan dengan pemilik “People Power” yang sebenarnya yakni
mahasiswa dan rakyat. BBM naik, Jokowi turun.” Lanjut Topan, selaku Korlap pada
aksi ini.
Seusai berorasi di depan
kantor SKK- Migas, aksi dilanjutkan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II
Pekanbaru. Mahasiswa berusaha untuk menutup gerbang bandara SKK II namun aksi
ini dihalangi oleh pihak Kepolisian.
Pada pukul 17.30 WIB aksi
dilanjutkan di Jl. Soebrantas didepan kampus UR. Mahasiswa memblokade jalan
dengan aksi membakar ban. Kecaman serta kritik atas kebijakan kenaikan harga
BBM oleh pemerintah menjadi fokus mahasiswa. Ajakan untuk menyadari bahwa
masalah ini bukan masalah sekelompok orang saja. Masalah ini memiliki dampak
yang luas serta melibatkan seluruh rakyat Indonesia. Aksi ini berakhir ketika
azan maghrib terdengar.
“BBM naik, Jokowi turun !!.”
teriak para mahasiswa dalam aksinya.
“Aksi ini akan membutuhkan
waktu yang panjang. Untuk menurunkan Soeharto saja mahasiswa membutuhkan waktu
selama 24 tahun. Jika usaha kita tidak mudah dan semoga tidak sampai kita
berganti generasi untuk meneruskan perjuangan ini” tutup Zulfa memberi
pengarahan usai aksi.
Kementerian KOMINFO
BEM UR
0 komentar:
Posting Komentar