Jumat, 07 November 2014

Rekor Muri Presiden RI ke - 7

PEKANBARU - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama dengan BEM Fakultas setingkat Universitas, melakukan unjuk rasa dengan memblokade ruas Jalan H.R.Soebrantas di depan Kampus Universitas Riau (UR), Senin (3/11/2014). Aksi ini sebagai ultimatum awal terhadap rencana pemerintahan Jokowi-JK yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) diakhir bulan November.
Dalam pernyataan sikapnya, para mahasiswa mengkritisi rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo. Alasan yang selalu dipakai adalah bahwa selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran, akan tetapi menurut data pemerintah melalui BPS tahun 2010 menyatakan 65 persen BBM bersubsidi dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah dan kalangan miskin.
BEM berkesimpulan, subsidi BBM sebenarnya tidaklah salah sasaran, namun memang harus diakui bahwa setiap tahunnya subsidi BBM semakin lama semakin besar dan dikhawatirkan menganggu kestabilan APBN.
Selain memblokade jalan di depan kampus, massa aksi juga melanjutkan dengan memblokade satu buah SPBU di depan pasar pagi panam.
"Dalam 10 tahun pemerintahan SBY, sudah tiga kali BBM subsidi dinaikkan, namun baru dalam hitungan hari, pemerintahan Jokowi langsung berencana menaikkan harga BBM," ujar Andreas, Gubernur Mahasiswa FKIP.
Aksi ini berakhir dengan long march ke salah satu kantor pos yang tidak jauh dari SPBU tersebut, untuk mengirimkan 2 buah rekor muri yang diberikan oleh BEM UR kepada Joko Widodo. Yang isi dari rekor muri ini yakni Presiden dengan banyak berbohong dan presiden dengan banyak berjanji. Selain itu ada juga 1 dokumen yang diberikan yaitu solusi agar tidak menaikan jokowi.
“Kami tidak hanya aksi turun kejalan untuk menolak kenaikan BBM, tapi kami juga memberikan solusi yang seluruh isinya ada di dalam dokumen ini” ujar Suyeni.

Kementerian Kominfo 
BEM UR 











0 komentar:

Posting Komentar