PEKANBARU - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama dengan BEM Fakultas setingkat
Universitas, melakukan unjuk rasa dengan memblokade ruas Jalan H.R.Soebrantas
di depan Kampus Universitas Riau (UR), Senin (3/11/2014). Aksi ini sebagai
ultimatum awal terhadap rencana pemerintahan Jokowi-JK yang akan menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM) diakhir bulan November.
Dalam
pernyataan sikapnya, para mahasiswa mengkritisi rencana kenaikan BBM yang akan
dilakukan Presiden Joko Widodo. Alasan yang selalu dipakai adalah bahwa selama
ini subsidi BBM tidak tepat sasaran, akan tetapi menurut data pemerintah
melalui BPS tahun 2010 menyatakan 65 persen BBM bersubsidi dikonsumsi oleh
kalangan menengah ke bawah dan kalangan miskin.
BEM
berkesimpulan, subsidi BBM sebenarnya tidaklah salah sasaran, namun memang
harus diakui bahwa setiap tahunnya subsidi BBM semakin lama semakin besar dan
dikhawatirkan menganggu kestabilan APBN.
Selain
memblokade jalan di depan kampus, massa aksi juga melanjutkan dengan memblokade
satu buah SPBU di depan pasar pagi panam.
"Dalam
10 tahun pemerintahan SBY, sudah tiga kali BBM subsidi dinaikkan, namun baru
dalam hitungan hari, pemerintahan Jokowi langsung berencana menaikkan harga
BBM," ujar Andreas, Gubernur Mahasiswa FKIP.
Aksi
ini berakhir dengan long march ke salah satu kantor pos yang tidak jauh dari
SPBU tersebut, untuk mengirimkan 2 buah rekor muri yang diberikan oleh BEM UR
kepada Joko Widodo. Yang isi dari rekor muri ini yakni Presiden dengan banyak
berbohong dan presiden dengan banyak berjanji. Selain itu ada juga 1 dokumen
yang diberikan yaitu solusi agar tidak menaikan jokowi.
“Kami
tidak hanya aksi turun kejalan untuk menolak kenaikan BBM, tapi kami juga
memberikan solusi yang seluruh isinya ada di dalam dokumen ini” ujar Suyeni.
Kementerian Kominfo
BEM UR
0 komentar:
Posting Komentar