Pekanbaru(20/11), tuntutan dan kecaman mahasiswa
atas kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemeritah terus dilakukan. Mahasiswa
kembali melakukan aksi dengan massa yang lebih banyak. Gabungan mahasiswa yang terdiri
atas Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Riau dan peguyuban pekanbaru melakukan aksi
kembali. Sekitas pukul 13.00 WIB mahasiswa sudah berkumpul di kesekretariatan
BEM UR.
Aksi mahasiswa diawali dengan
konvoi dengan menggunakan kendaraan motor roda dua dari kampus UR langsung ke
gedung DPRD Provinsi Riau. Begitu sampai di sana ratusan langsung menyerbu dan
menguasai gedung DPRD Provinsi Riau.
Di Gedung DPRD Prov Riau
mahasiswa juga mengadakan Sidang Paripurna Rakyat. Presiden mahasiswa UR, Zulfa
Hendri memimpin langsung sebagai Ketua Sidang Paripurna ini, didampingi oleh Hendri Al Ihsan, Topan Rezki Erlando dan
Suyeni sebagai Wakil Ketua. “Melalui Sidang Paripurna Rakyat ini, mengingat
dalam 1 bulan kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil
Presiden RI banyak melakukan banyak hal yang meresahkan masyarakat, banyak
melakukan kebohongan dengan mengatasnamakan rakyat. Maka melalui Sidang
Paripurna Rakyat ini memutuskan dan menetapkan JOKO WIDODO-JUSUF KALLA “Mundur
dan Berhenti” dari jabatan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia”,
ujar Zulfa disambut tepuk tangan dan riuh dari massa aksi Sidang Paripurna ini.
Massa aksipun akhirnya keluar
dengan tertib, tanpa melakukan perusakan apapun di Ruang Paripurna DPRD Riau.
Selanjutnya massa aksi berorasi menyampaikan kecaman terhadap kenaikkan BBM
oleh Presiden Joko Widodo. Topan Rezeki Erlando, Kordinator Lapangan Aksi ini
mengajak seluruh elemen bangsa untuk mulai menyuarakan REFORMASI JILID II. Ada
TIGA TUNTUTAN, yang disuarakan oleh Gerakan Rakyat Riau Menuntut, yang terdiri
dari BEM Se-Riau, LMND, SRMI, KAMMI, HMD PRD, dan BMR. Tuntutan ini dinamakan
dengan TRITURA (TIGA TUNTUTAN RAKYAT) :
1. Batalkan Kenaikan BBM
2. Turunkan Jokowi – JK
3. Segera Nasionalisasi Aset Strategis Bangsa
(Sektor Migas dan lain lain)
Massa-pun bergerak menuju
Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau, yang berada di Jalan Sudirman (Samping
SPBU). Disini massa aksi menyampaikan orasi dengan tertib. “PDI Perjuangan
adalah parpol yang konsisten menolak kenaikkan BBM selama 10 tahun kepemimpinan
SBY, meskipun harga minyak dunia sedang tinggi. Namun, ketika berhasil merebut
kekuasaan pada 2014 ini, Joko Widodo (Kader yang diusung PDI P) dan menjadi
Presiden RI ke-7 menaikkan harga BBM hampir 40%. Dan PDIP mendukungnya”, orasi
Zulfa Hendri, sambil memimpin pembakaran Foto Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
“PDI P, Ingat Buku Merah 2012,
dan Buku Putih 2013 yang kalian bagikan, dengan linangan air mata buaya Ibu
Megawati. Disitu ada solusi mengatasi jebolnya APBN, karena subsidi BBM.
Ternyata setelah berkuasa, baru rakyat sadar bahwa semua itu pencitraan
orang-orang munafik” tutur orator lainnya.
Hanya sekitar 10 menit didepan
kantor DPD PDI P, massa-pun melanjutkan konvoi sepeda motornya kembali ke
Universitas Riau. Massa aksi menuju Musholla As-Siraj Rektorat UR untuk
menunaikan sholat ashar berjamaah.
“Mulai saat ini, jam ini dan
detik ini rakyat Riau tidak lagi mengakui Jokowi sebagai presiden RI.” Kata Ien Suyeni selaku menteri
sosial politik BEM UR dalam orasinya.
Badan Eksekutif Mahasiswa UR
Presma
0 komentar:
Posting Komentar