Kamis, 11 Desember 2014

ADA APA DENGAN KURIKULUM 2013 ?

Pekanbaru - Pasca resmi diberhentikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidkan Dasar dan Menengah Anies Baswedan, Jumat (5/12), Kurikulum 2013 kembali menjadi soroton berbagai pihak. Terjadi banyak pro dan kontra terkait pemberhentian Kurikulum 2013 yang dianggap fenomenal dikalangan pendidikan Indonesia. Menanggapi isu hangat yang terjadi di Pemerintahan Indonesia, Kementerian Luar Universitas BEM Universitas Riau (UR) adakan kunjungan ke Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Senin (8/12).

Kunjungan yang disambut langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan, Dwi Agus Sumarno beserta jajaran ini, turut dihadiri oleh Bem Fkip Universitas Riaudan Persatuan Islam Indonesia (PII) salah satu lembaga yang fokus terhadap pendidikan khususnya di Provinsi Riau.

Selain isu terhangat seputar pemberhentian Kurikulum 2013, Dalam sambutannya, Wakil Presiden BEM UR, Hendri Al Ihsan menyampaikan ada beberapa fokus kunjungan yang ingin didiskusikan terkait isu pendidikan di Indonesia khususnya di Riau diantaranya, Wajib belajar gratis 12 tahun untuk masyarakat, pengembangan sekolah kejuruan di Provinsi Riau, Fasilitas sarana belajar mengajar daerah pedesaan dan kota yang tidak sama, pembahasan gaji guru terutama tenaga honorer yang belum sesuai UMR, esensi dari Ujian Nasional, hingga program kerja sama BEM UR dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau.

Dalam pemaparan UU No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan menyebutkan pendidikan merupakan kewajiban pemerintah 30%, orang tua 10% dan masyarakat atau lingkungan 10%.
“Ada tiga yang perlu diperhatikan terkait pendidikan Indonesia, mulai dari pendidikan Parenting, pendidikan berkarakter, dan jangan biarkan ada swastanisasi atau liberalisasi masuk ke dunia pendidikan,” ujar Kadis Pendidikan
Terkait pemberhentian kurikulum 2013, Agus Sumarno melemparkan jawabannya kepada forum yang hadir. 

Gubernur BEM FKIP, Andres Pransiska menyampaikan Konsep kurikulum 2013 yang merupakan revisi perbaikan dari kurikulum terdahulu dirasa masih terdapat banyak kelemahan disegi sosialisasi yang mendesak, metode dan sistem penilaian yang masih belum dikuasai guru, dan sistem keseragaman yang berdampak menghambat kreatifitas dari masing-masing sekolah.

“Semua yang karbitan tidak akan bertahan lama, termasuk kurikulum 2013,” ujar Agus Sumarno dalam statementnya.

Mengakhiri diskusi dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kelembagaan yang hadir, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau menyampaikan pesannya kepada mahasiswa untuk bersama meninjau kurikulum 2013, lakukan pendeteksian ulang terhadap guru-guru yang belum bergelar sarjana, pantau ke lapangan dan dapatkan data-data akuratnya.

Kementerian Kominfo






0 komentar:

Posting Komentar