Pekanbaru, Rabu
(3/12), ini sudah memasuki bulan desember dan beberapa hari kemudian
tepatnya dibulan januari maka pasar bebas ASEAN akan dimulai. Adanya
pasarnya bebas ini bisa menjadi jalan keluar. Namun, bisa juga menjadi
tantangan berat untuk kemajuan perekonomian di Indnesia. Badan Eksekutif
Mahasiswa UR dibawah Kementerian Luar Universitas melakukan kunjungan
ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. Dalam kunjungan
ini BEM UR dipimpin langsung oleh Menteri Luar Universitas BEM UR, Amri Khairul , turut serta Menteri Pengabdian Masyrakat Iqro Budiantoro dan beberapa perwakilan setiap Kementerian.
Rombongan BEM UR ini langsung disambut oleh kepala DISPERINDAG yakni M.
Ramli serta beberapa staff Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Datangnya BEM UR ke Kantor Disperindag ini disambut dengan baik. Karena
melalui ini dapat dilakukan diskusi mengenai kerja Disperindag khususnya
dalam hal MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean) yang tidak lama lagi akan
berlaku ini.
Amri khairul dalam kata pembuka diskusi ini
mengatakan “ Mahasiswa ketika melakukan aksi tidak hanya aksi saja.
Sudah dilakukan diskusi atau kajian mengenai permasalahan yang dihadapi.
Dan kunjungan ini merupakan salah satu kami untuk melakukan kajian
untuk mencari pemecahan dari permasalahan yang ada dalam ini khusus
persoalan MEA”.
Ramli menjelaskan mengenai makna MEA, tujuan dari
diberlakukan MEA di Asia serta alasan alasan yang menjadi dasar
melaksanakan MEA ini.
“Makin cepat ASEAN bersatu dalam satu pasar maka akan semakin baik. Kebijakan pasar tunggal ini mencontoh dari apa yang telah dilakukan pasar Eropa. Eropa sudah sejak lama menerapkan sistem pasar tunggal ini. Bahkan mereka telah menerapkan dengan mata uang yang sama” Jelas Eks. Kadis Kehutanan Provinsi Riau ini.
“Makin cepat ASEAN bersatu dalam satu pasar maka akan semakin baik. Kebijakan pasar tunggal ini mencontoh dari apa yang telah dilakukan pasar Eropa. Eropa sudah sejak lama menerapkan sistem pasar tunggal ini. Bahkan mereka telah menerapkan dengan mata uang yang sama” Jelas Eks. Kadis Kehutanan Provinsi Riau ini.
Dijelaskan juga bagaiman gambaran perekonomian Indonesia. Keterlibatan Indonesia dibidang ekspor serta impor barang di ASEAN.
“Nilai ekspor yang dilakukan oleh provinsi Riau memang lebih banyak
daripada nilai impor yang dilakukan, namun barang barang yang di ekspor
yang selama ini dilakukan paling banyak berupa bahan baku seperti CPO”
jelas Ramli.
“Kita selama ini hanya mengekspor CPO, padahal barang turunan yang dapat diolah dari CPO banyak sekali seperti minyak goreng, sabun, barang kosmetik dan masih banyak lagi” tambah Ramli.
“Kita selama ini hanya mengekspor CPO, padahal barang turunan yang dapat diolah dari CPO banyak sekali seperti minyak goreng, sabun, barang kosmetik dan masih banyak lagi” tambah Ramli.
Ketika ditanya apa saja yang telah dilakukan oleh Disperindag dalam
menghadapi MEA ini. Sebab dapat dinilai kesiapan Indonesia untuk
menghadapi pasar global ini masih sangat minim sekali.
“Kami
menilai masyarakat Indonesia belum siap untuk menghadapi MEA ini. Saat
ini saja baru 5 % SDA kita yang sudah siap. Dan ditambah lagi standar
produk di Indonesia yang sudah SNI belum tentu diterima berdasarkan
standar mutu negara lain” ungkap Amri
“ Siap tidak siap kita harus siap, MEA harus dihadapi” kata Ramli.
Beliau menambahkan bahwa prasarana dan Infrastruktur di Indonesia yang tidak memadai serta sistem akses jalan yang tidak memadai menjadi permasalahan yang dihadapi Indonesia. Cepat puas, dan kurang berdaya saing menjadi permasalahan SDA.
Dalam penutupan diskusi ini Kadis Perindag juga menjelaskan posisi Mahasiswa serta perannya dalam menghadapii pasar global ini.
“ Tiga komponen yang menjadi hal penting dalam menghadapi MEA ini yaitu
Akedemisi , Pemerintahan serta pelaku usaha harus bersinergis untuk
menjadi pendorong kemajuan ekonomi melalui analisa toeritis yang dapat
digunakan untuk menyusun rencana dalam menghadapi permasalahan yang ada.
Kementerian KOMINFO
BEM UR Eko Rahardjo Apunk
BEM UR Eko Rahardjo Apunk
0 komentar:
Posting Komentar