Minggu (28/12), BEM universitas
Riau bersama dengan jaringan aktivis ’98, KAMMI Daerah Pekanbaru dan HMI
Cab. Pekanbaru mengadakan silaturrahmi dengan tokoh masyarakat Riau
yang juga ketua DPH LAM Riau, Bapak Al Azhar.
Pertemuan yang
dimulai sekitar jam 20.00 WIB mendiskusikan berbagai masalah aktual yang
terjadi di Provinsi Riau. Mulai dari kasus rasuah/ korupsi yang terjadi
di Riau, masalah kepemimpinan Riau dan lain sebagainya.
“57 tahun Riau menjadi provinsi, banyak kontribusi yang telah
diberikannya untuk pusat. Sektor migas menjadi dominan pada saat ini,
karena 360 ribu barel perhari dari total produksi minyak nasional yang
berjumlah 800 ribu barel perhari berasal dari Riau. 16 triliun pajak
ekspor CPO, tidak ada satu rupiahpun mengalir untuk Riau”ujar Al Azhar
membangkitkan semangat pada peserta diskusi malam itu.
“Melihat
fakta itu, maka sudah saatnya kita seluruh stakeholder masyarakat Riau
menyamakan suara untuk melawan penjajahan Jakarta”, imbuh Johny Setiawan
Mundung (Aktivis ’98) sebagai moderator pada pertemuan ini.
Jika
kongres Rakyat Riau pertama memberikan kontribusi terpisahnya Riau dari
Sumbagteng, dan kongres rakyat Riau kedua yang mendeklarasikan Riau
berdaulat , memberikan kontribusi otonomi daerah Riau menjadi 2
provinsi, yakni Riau dan Kepulauan Riau, maka kita harus bersiap sedia
melakukan kongres rakyat Riau ketiga dengan target utama MELAWAN
JAKARTA.
“Diskusi berkala tentang berbagai masalah Riau ini harus
terus kita lakukan untuk menambah referensi gerakan, bagi kita elemen
muda”, menurut Zulfa Hendri, Presma UNRI usai pertemuan ini.